Daniel Wijaya 03870
MODEL INTERAKSIONAL
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah yaitu dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung.
Model interaksional berlawanan dengan model stimulus-respon (S-R) dan beberapa model linier lainnya. Pada model stimulus-respon (S-R) dan model linear lainnya mengasumsikan bahwa manusia itu pasif, maka model interaksional menganggap manusia bersifat aktif. Makna kata ”simbolik” secara implisit terkandung dalam konsep ”interaksional” , oleh karena itu model interkasional sangat berbeda dengan interaksi biasa yang ditandai dengan pertukaran ”stimulus – respon”. Sesuai dengan perspektif interaksi simbolik, model interaksional dalam komunikasi mengatakan bahwa orang-orang sebagai peserta komunikasi bersifat aktif, kreatif dan reflektif, menafsirkan, dan menampilkan perilaku kompleks yang sulit diprediksi. Model yang lebih sesuai untuk menjelaskan model interaksional adalah model verbal. Beberapa konsep penting yang digunakan dalam model ini yaitu diri (self), diri yang lain (other), simbol, makna, penafsiran, dan tindakan.
Blumer (seorang penganut interaksional) mengemukakan 3 premis yang menjadi dasar model ini yaitu :
Pertama; manusia bertindak berdasarkan makna yang diberikan individu terhadap lingkungan sosialnya (simbol verbal, simbol non-verbal, lingkungan fisik).
Kedua; makna itu berhubungan langsung dengan interaksi sosial yang dilakukan individu dengan lingkungan sosialnya.
Ketiga; makna diciptakan, dipertahankan, dan diubah lewat proses penafsiran yang dilakukan individu dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya.
Jadi pada konteks ini dijelaskan bahwa individu, perilaku manusia serta struktur masyarakat akan terus berubah. Hal itu dikarenakan interaksi manusia yang mempengaruhi dan menjadi variabel penting dalam terciptanya dan berubahnya suatu struktur.
Menurut model interkasional, peserta yang terlibat dalam komunikasi adalah orang-orang yang mengembangkan potensi dirinya sebagai manusia melalui interaksi dengan sesama manusia (interaksi sosial), yaitu melalui melalui proses pengambilan peran orang lain (role taking). Diri (self) berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai dengan lingkungan terdekatnya seperti keluarga (significant others) dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan (play stage) dan terus berlanjut hingga ke lingkungan luas (generalized others) dalam suatu tahap yang disebut tahap pertandingan (game stage)
Model interaksional menganggap manusia jauh lebih aktif. model interaksional memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Komunikasi yang terjadi digambarkan sebagai pembentukan makna, yaitu penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain oleh para peserta komunikasi. Beberapa konsep penting yang digunakan adalah diri sendiri, diri orang lain, simbol, makna, penafsiran, dan tindakan.
Contoh :
berbagai macam bentuk interaksi akan terjadi dalam suatu keluarga. interaksi tersebut tentunya tidak hanya digambarkan ketika orang tua yang berbicara kepada anak-anaknya, tetapi bisa terjadi dari anak kepada orang tua, ataupun dari anak kepada anak yang lain dalam satu keluarga. Dari konteks kalimat tersebut bisa dilihat kalau interaksi yang terjadi Antar individu saling aktif, reflektif, dan kreatif dalam memaknai dan menafsirkan pesan yang dikomunikasikan. atau dengan kata lain
Interaksi antar individu tidak sepihak. Jadi dalam interaksi semakin cepat memberikan pemaknaan dan penafsiran terhadap pesan yang disampaikan semakin memperlancar kegiatan komunikasi.
Sumber :
* Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
wah makasih artikelnya membantu, izin copas buat tugas...
BalasHapusMedia Aksi