13 Desember 2010

Komunikasi Interpersonal


Menganalisis Bentuk Komunikasi Non Verbal
Pada Mahasiswa FISIP UAJY



Pada dasarnya, komunikasi dapat di lakukan dengan beragam cara, baik secara verbal maupun non verbal. Sebagai penjelasan awal, Komunikasi nonverbal merupakan komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. (Hardjana, 2003, h.26).
Dari hasil  pengamatan yang telah saya lakukan di kalangan kampus Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya. Mahasiswa/mahasiswi tidak lain sebagai makhluk sosial. Kebutuhan pokok sebagai makhluk sosial yaitu berkomunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam hidup. Komunikasi bisa menggunakan kata-kata terucap maupun tertulis.
Komunikasi tersebut di lakukan antar individu tentunya dengan maksud dan tujuannya tertentu. Hal itu dikarenakan setiap individu maupun kelompok yang ada di lingkungan FISIP UAJY memiliki pemahaman dan pemaknaan maupun pengertian yang berbeda terhadap sebuah tanda non verbal. Perbedaan bisa saja terjadi dikarenakan adanya perbedaan tingkat pengetahuan dan bisa saja berasal dari sebuah kebiasaan. Komunikasi yang terjadi antar mahasiswa, meliputi hubungan sebagai teman, maupun hubungan yang lebih dekat seperti berpacaran.
Pengamatan yang telah saya lakukan terhadap perilaku para mahasiswa maupun mahasiswi di kampus FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta menemukan beberapa perilaku yang mencerminkan adanya isyarat terbentuknya komunikasi interpersonal non verbal yang dilakukan oleh para mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Beberapa jenis komunikasi non verbal yang sering digunakan oleh para mahasiswa FISIP UAJY dapat dilihat pada mahasiswa/mahasiswi dalam menjalin hubungan beserta interaksi satu dengan yang lainnya.

Sering sekali bahasa non-verbal yang mewakili bahasa verbal mereka untuk meyakinkan teman / lawan bicaranya. Menurut Ray. L Birdwhistell, 65% dari komunikasi tatap muka adalah non-verbal, sementara Albert Mehrabian mengatakan 93% dari semua makna social dalam berkomunikasi tatap muka di peroleh dari isyarat – isyarat non-verbal.

Menurut Agus M. Hardjana dalam bukunya yang berjudulKomunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, ada beberapa bentuk komunikasi nonverbal. Diantaranya:
1.      Bahasa tubuh
Bahasa tubuh dapat berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan. Gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang.
2.      Tanda
Dalam komunikasi nonverbal tanda mengganti kata-kata, misalnya bendera, rambu-rambu lalu lintas darat, laut dan udara; aba-aba dalam olahraga.
3.      Tindakan atau Perbuatan
Tindakan atau perbuatan sebetulnya tidak khusus dimaksudkan mengganti kata-kata, tetapi dapat menghantarkan makna. Misalnya, menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup pintu keras-keras pada waktu meninggalkan rumah, menekan gas mobil kuat-kuat. Semua itu mengandung makna tersendiri.
4.      Obyek
Obyek sebagai salah satu bentuk komunikasi nonverbal juga tidak mengganti kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu, misalnya pakaian, aksesori dandan, rumah, perabot rumah, harta benda, kendaraan, hadiah.

Hal ini memang lebih terlihat ketika saya melakukan pengamatan di kampus FISIP UAJY. Penggunaan bahasa tubuh atau body language lebih sering terlihat dari pada bahasa verbal. Bahasa tubuh memang bisa dari berbagai gerakan, mulai dari tatapan mata, tatapan mata bisa dimaknai sebagai bentuk ungkapan bagaimana seseorang memperhatikan, mendengarkan dengan serius pembicaraan dari teman yang sedang berbicara. Kemudian menganggukan kepala tanda mengiyakan suatu pernyataan. Menggelengkan kepalasebagai jawaban menolak sesuatu atau bentuk jawaban tidak tahu atas suatu pertanyaan, bisa juga karena ketidakpercayaan seseorang pada ungkapan temannya.
Tatapan mata dan gerakan kepala sebenarnya mengacu pada tanda untuk lebih meyakinkan atau untuk mempertegas suatu jawaban. Hal lain yang bisa dilakukan sebagai bentuk keakraban antar teman yaitu sentuhan pada tangan, pundak. Keakraban tersebut tentunya tidak terbentuk secara singkat, atau karena sama-sama kuliah di FISIP UAJY. Namun keakraban terbentuk karena sering terjadinya interaksi, proses komunikasi yang sering terjadi antar teman akan mendekatkan mereka menjadi suatu teman yang akrab. Tentu jelas berbeda apabila interaksi yaag terjadi antar teman itu jarang dilakukan walaupun sama-sama kuliah di FISIP UAJY, walaupun saling mengenal tetapi proses komunikasi antar teman jarang terjadi maka sentuhan – sentuhan kecil seperti itu tidak akan terjadi.
Selain bentuk bahasa non verbal yang dimaknai bentuk kepedulian seseorang terhadap orang lain. Ternyata bahasa non-verbal juga bisa dimaknai sebagai ungkapan seseorang yang sedang tidak ingin diganggu atau sikap ingin menyendiri. Bahasa non-verbal tersebut bisa ditunjukan dengan gerakan kaki berayun, seperti orang yang gelisah, mengalihkan tatapan mata saat sedang melakukan komunikasi dengan orang lain, atau dengan bermain handphone, sambil sesekali menganguk – anggukkan kepalanya.
Percakapan mereka yang terlihat dari gerakan kakinya, tidak adanya kontak mata antara mereka, dan hanya sesekali membalas percakapan dengan anggukan kepala. Bahkan postur tubuhnya tidak menghadap lawan bicaranya, ini menunjukan orang tersebut menggunakan komunikasi non-verbal sebagai ungkapan dia merasa kurang nyaman.


Daftar Pustaka

http://edwi.dosen.upnyk.ac.id 

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar.
Bandung :  Penerbit PT. Remaja Rosdakarya

West, Richard dan Lynn H. Turner. Introducing Communication Theory : analysis and Application, 3rd . Translated by Maria Natalia. New York : The McGraw-Hill Companies

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar